Minggu, 01 Januari 2017

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB I
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1.1.  PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Menurut Soemarso S.R (1996), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Angka-angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah menginterprestasikannya.
1.2.  TUJUAN DAN MANFAAT ANALISIS
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1.         Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2.         Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3.         Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4.         Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja uang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisis keuangan perusahaan saat ini.
5.         Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6.         Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut:
1.         Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
2.         Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3.         Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau
masalah lain.
4.        Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain
5.        Understanding
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
1.3.  Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisis laporan keuangan harus memerhatikan keterbatasan laporan seperti berikut ini.
1.        Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini, karenannya akuntansi tidak hanya satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.        Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3.        Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
4.        Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset.
5.        Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. Batasan terhadap istilah dan jumlahnya agak kabur.
6.        Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilakan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Dalam keadaan lain disebutkan jika ada indikasi rugi maka harus dicatat tetapi jika ada indikasi laba tidak boleh dicatat. Sehingga ada holding gain yang tidak diungkapkan.
7.        Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8.        Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. Namun bisa saja informasi kuantitatif dapat gambaran atau indikasi informasi kualitatif.
9.        Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan.
1.4.  MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan dibagi menjadi beberapa analisis diantaranya adalah sebagai berikut :
1.        Analisis common size
2.        Analisis rasio
a.         Rasio likuiditas (liquidity ratio)
b.         Rasio pengeolaan aset (asset management ratio)
c.         Rasio pengelolaan utang (debt management ratio)
d.        Rasio profitabilitas (profitability ratio)
e.         Rasio nilai pasar (market value ratio)
1.5.  ANALISIS COMMON SIZE
Analisis common size adalaha analisis yang dilakukan dengan menggunakan persentase dari suatu akun terhadap total akun. Analisis common size dibagi menjadi dua yaitu analisis common size secara vertical dan horizontal. Biasanya analisis common size dilakukan terhadap laporan posisi keuangan dan laba rugi.
Analisis common size untuk laporan posisi keuangan secara vertical dilakukan dengan membagi masing-masing akun terhadap total aset, sedangkan untuk laporan laba rugi dilakukan dengan membagi masing-masing akun terhadap total pendapatan/penjualan.
Bila menggunakan pendekatan horizontal, maka yang menjadi patokan adalah tahun dasar yang biasanya menggunakan data sebelumnya, kemudian dilihat pertumbuhan pada masing-masing akun untuk tahun terakhir. Fokus utama dari analisis common size horizontal adalah melihat pertumbuhan dari masing-masing akun, sedangkan fokus utama dari analisi common size vertikal adalah melihat persentase dari masing-masing akun terhadap total dalam hal ini total aset untuk laporan posisi keuangan dan t  otal penjualan untuk laporan laba rugi.
Dalam analisis common size secara vertical terdapat beberapa kebijakan manajemen modal kerja yang dapat digunakan perusahaan.  Kebijakan manajemen modal kerja dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
1.        Kebijakan manajemen modal kerja moderate, yaitu pendanaan terhadap aset lancar yang bersifat temporer mempergunakan liabilitas lancar, sedangkan untuk aset lancar yang bersifat permanen (aset lancar minimum yang harus ada di perusahaan) dan aset tetap menggunakan liabilitas jangka panjang dan ekuitas.
2.        Kebijakan manajemen modal kerja agresif, yaitu kebijakan perusahaan dimana aset lancar yang bersifat temporer sepenuhnya didanai oleh liabilitas lancar dan sebagian aset lancar permanen didanai pula oleh liabilitas lancar.

3.        Kebijakan manjemen modal kerja konservatif, yaitu kebijakan perusahaan dimana aset tetap, aset lancar yang bersifat permanen dan sebagian dari aset temporer didanai dengan menggunakan pendanaan jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar